Jumat, 06 Desember 2019

Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Temanggung

A. PROFIL KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN

1. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Kelompok Berkebutuhan Khusus (Pra Sekolah) 
  • Kegiatan Pelayanan Asuhan ini dilakukan dengan sasaran anak pra sekolah di Paud ABA IV Puri Kencana Manding. 
  • Kegiatan yang dilakukan berupa penjaringan kesehatan gigi dan mulut, promotif dan preventif. 
  • Kegiatan Penjaringan untuk mendapatkan informasi mengenai status kebersihan gigi dan mulut anak 
  • Kegiatan Promotif berupa penyuluhan tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar 
Penyuluhan menggosok gigi 
  • Kegiatan Preventif berupa menggosok gigi massal 
Menggosok gigi bersama 

2. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Kelompok Berkebutuhan Khusus (Ibu Hamil) 
  • Kegiatan Pelayanan Asuhan ini dilakukan dengan sasaran Ibu Hamil di Kelurahan Kebonsari tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan
Penyuluhan Menggosok Gigi 

3. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Kelompok Berkebutuhan Khusus (Lansia) 
  • Kegiatan Pelayanan Asuhan ini dilakukan dengan sasaran Lansia di Kelurahan Kebonsari tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada lansia. 
Penyuluhan 

Penatalaksanaan Kuratif Terbatas 

Kegiatan Penatalaksanaan Kuratif Terbatas yang dilakukan pada PKL di Puskesmas Temanggung berupa anestesi dengan infiltrasi dengan Lidocain pada kasus dengan indikasi pencabutan gigi 

Anestesi Infiltrasi 

Kegiatan Penatalaksanaan Kuratif Terbatas yang dilakukan pada PKL di Puskesmas Temanggung berupa pencabutan gigi susu dengan indikasi kasus resopsi fisiologis maupun persistensi dengan topical anestesi 

Pelatihan Kader 

Pelatihan kader yang terpilih sebagai kader kesehatan gigi dan mulut untuk melaksanakan kegiatan posyandu kesehatan gigi dan mulut di wilayahnya. Pelatihan kader ini dilaksanakan di Desa Walitelon Utara, Temanggung.

Penyampaian Materi 

Pemeriksaan antar kader dibantu oleh mahasiswa

B. PENINGKATAN JAMINAN PEMBIAYAAN KESEHATAN 

Pelaksanaan sistem Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia mempunyai tujuan yang baik untuk menyehatkan masyarakat Indonesia secara komprehensif. Jaminan Kesehatan Nasional memberikan dampak perubahan sistem kesehatan yang selama ini berjalan, sehingga perlu disadari oleh Dokter Gigi di Indonesia agar dapat mengetahui konsep yang seharusnya dijalankan dengan sistem JKN ini, yaitu: 
  1. Berubahnya paradigma sakit menjadi paradigma sehat menjadi dasar dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut 
  2. Setiap Dokter Gigi wajib memahami tentang pelayanan kedokteran gigi primer dalam sistem JKN, khususnya sistem pembayaran dengan kapitasi. 
  3. Setiap Dokter Gigi wajib meningkatkan mutu, manajemen pelayanan, manajemen keuangan dalam penerapan kendali mutu dan kendali biaya. 
  4. Setiap peserta yang berkunjung ke tempat praktek dilakukan observasi kesehatan gigi dan mulutnya (Risk Assessment) agar dapat ditentukan skor kondisi kesehatan gigi dan mulutnya dan dikategorikan dalam kelompok tinggi/sedang/rendah. 
  5. Dokter Gigi perlu melakukan preventif dan promotif yg bersifat intervensi untuk kelompok Tinggi/High Risk (H) sebagai prioritas utama untuk melakukan intervensi perubahan kebiasaan yang masih belum sesuai. 
  6. Pelaksanaan upaya preventif pada kelompok tinggi/High Risk diharapkan dapat menaikkan derajat kesehatan gigi dan mulut peserta yang menjadi tanggung jawabnya (perlu dilaporkan sebagai keberhasilan bidang Kedokteran Gigi). Apabila banyak peserta yang sehat maka akan mengurangi budget pengeluaran bahan medis habis pakai. 
  7. Perlu persiapan dan penguatan PDGI Wilayah dan Cabang apabila JKN berjalan menyeluruh di tahun 2019, yaitu: 
    • Dalam proses Kredensialing: memberdayakan anggota dalam legalitas praktek, dan standar sarana dan prasarana (mutu). 
    • Pembagian kepesertaan: memberikan masukkan kepada BPJS agar pembagian peserta sesuai dengan jumlah anggota di wilayahnya. c. Pengaturan lokasi praktek: agar terjadi penyebaran yang merata di wilayah kerjanya (Pemetaan/maping dan rekomendasi praktek).
C. VENEER GIGI 

Veneer gigi adalah salah satu solusi cepat untuk mendapatkan gigi putih berderet rapi.

Tujuan Perawatan Veneer Gigi

Walaupun sekarang sering dimanfaatkan sebagai sarana untuk mendapatkan gigi putih dan rapih secara cepat, namun sejatinya tujuan perawatan veneer antara lain sebagai berikut: 
  1. Mengkoreksi diastema, atau celah antara gigi. 
  2. Memperbaiki gigi yang mengalami perubahan warna. 
  3. Memperbaiki bentuk gigi. 
Dengan tujuan perawatan seperti di atas, maka seharusnya tidak semua orang cocok untuk perawatan veneer. Perawatan veneer tidak cocok untuk diterapkan pada pasien yang antara lain memiliki kondisi sbb: 
  1. Memiliki kebiasaan mengerat dimalam hari atau biasa disebut bruxism. 
  2. Gigi dengan email tidak memadai. 
  3. Gigi patah dengan tingkat keparahan yang cukup tinggi. 
  4. Celah antar gigi yang cukup besar. 
  5. Gigi dengan mahkota yang pendek. 
Apabila tetap dipaksakan, maka pasien memiliki resiko untuk mengalami efek samping perawatan veneer gigi seperti di bawah. 

Efek Samping Veneer Gigi

Seperti layaknya perawatan yang lain, akan ada efek samping terhadap pemasangan veneer gigi, diantaranya adalah:

1. Gigi Menjadi Lebih Sensitif 

Dalam proses pemasangan veneer gigi memerlukan preparasi atau mengasah gigi sehat sekitar 0.5 mm agar gigi yang dipasang veneer tidak terlihat maju atau terlalu tebal. 

Akibat proses pengasahan ini kemampuan proteksi email gigi menjadi menurun sehingga gigi akan lebih sensitif terhadap makanan atau minuman yang terlalu panas atau dingin. 

Belum lagi apabila veneer yang sudah dipasang lepas dan perlu dilakukan pemasangan ulang, maka pengasahan pun perlu diulang kembali sehingga lapisan email gigi akan semakin tipis. Hal ini akan semakin mengurangi kemampuan proteksi email gigi. 

2. Gigi Lebih Mudah Berlubang 

Pemasangan veneer yang kurang baik dapat menyebabkan terbentuknya celah antara veneer dan gigi asli yang dapat menjadi tempat bertumpuknya sisa makanan yang sulit dibersihkan. 

Apabila dibiarkan dalam waktu lama makan akan dapat membentuk karies atau gigi berlubang. 

Perawatan veneer bersifat permanen, maka sahabat orange perlu memilih dokter yang kompeten untuk melakukan pemasangan veneer gigi agar efek samping seperti di atas tidak terjadi. 

Jenis Perawatan Veneer

Secara garis besar, perawatan veneer dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu direct dan indirect. 

1. Direct Vener (Composite) 

Dalam perawatan direct, veneer langsung dikerjakan oleh dokter gigi pada gigi pasien dengan menggunakan bahan resin komposit yang sesuai. Dalam pengerjaannya pasien perlu membuka mulut cukup lama sehingga kadang dapat menimbulkan sedikit rasa kurang nyaman. Apabila tidak memerlukan perawatan lain terlebih dahulu, pekerjaan veneer direct dapat dilakukan dalam 1 kali kunjungan.Veneer jenis direct lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan indirect, namun lebih mudah berubah warna dan tingkat ketahanannya tidak sekuat veneer indirect yang dikerjakan di lab gigi. 

2. Indirect Veneer (Porcelain) 

Sedangkan dalam perawatan indirect, veneer dibuat di lab gigi dengan menggunakan bahan porselen dengan warna dan bentuk yang sesuai dengan kondisi gigi pasien. Untuk perawatan indirect memerlukan kunjungan paling sedikit 3 kali karena pada kunjungan pertama akan dilakukan diagnosa kondisi gigi, pencetakan model, pemilihan warna gigi dan desain yang sesuai. Pada kunjungan kedua baru dilakukan preparasi atau pengasahan gigi. Baru setelah veneer telah selesai dikerjakan di lab, pada kunjungan ketiga veneer dipasang pada gigi pasien. Dengan perawatan yang baik veneer indirect bisa bertahan hingga 15 tahun atau lebih, sedangkan veneer direct atau sering disebut composite veneer hanya bisa bertahan hingga 7-10 tahun dan lebih mudah untuk berubah warna. 

Prosedur Veneer Gigi 

Untuk mendapatkan perawatan veneer yang baik, berikut adalah prosedur yang perlu sahabat orange lakukan: 
  1. Buat appointment dengan dokter gigi yang berkompeten. Dokter spesialis yang menangani veneer adalah dokter spesialis konservasi gigi dan prosthodontist. 
  2. Dokter akan melakukan diagnosa apakah gigi pasien memenuhi syarat untuk menggunakan veneer sekaligus diskusi mengenai keinginan pasien dan jenis veneer yang ingin digunakan. 
  3. Apabila pasien sudah setuju maka untuk pembuatan dokter akan melakukan pencetakan model gigi untuk pembuatan wax up agar pasien bisa melihat perkiraan hasil akhir veneer akan seperti apa nantinya. 
  4. Setelah setuju dengan wax up maka dokter akan mulai melakukan preparasi dengan mengasah sekitar 0.5 mm pada gigi yang akan dipasang veneer. Selain sebagai tempat melekatnya veneer, prosedur ini juga berfungsi agar gigi tidak terlihat tebal apabila sudah dipasang veneer. 
  5. Untuk direct veneer maka dokter akan langsung mengerjakan veneer di gigi pasien, namun untuk indirect veneer maka pasien akan dibuatkan veneer semantara selagi veneer porselen dibuat di lab. 
  6. Dokter melakukan pemasangan indirect veneer pada pasien. Sebelum akhirnya veneer bisa dipasang permanen, dokter akan melakukan try in terlebih dulu untuk memastikan veneer bisa terpasang dengan baik dan hasil sesuai dengan keinginan pasien.

Kamis, 15 Agustus 2019

Karies Gigi

penyuluhan gigi berlubang dan menggosok gigi di SD Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Visi pembangunan kesehatan untuk Indonesia 2015 yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yaitu gambaran masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dilingkungan yang sehat, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Triwibowo dan Pusphandhani, 2015) 
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat di pisahkan dari kesehatan tubuh keseluruhan. Perawatan gigi dan mulut secara keseluruhan diawali dari kebersihan gigi dan mulut pada setiap individu (bramo dkk, 2013). Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu tindakan membersihkan gigi untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut salah satunya yaitu karies gigi merupakan masalah yang sangat serius, selain rasa sakit, juga dapat menimbulkan demam serta berakibat terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh kembang anak (Maryunani, 2010). 
Penyakit karies adalah sebuah penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan oleh aktivitas perusakan bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum). Kerusakan ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar dan meluas. Jika tetap dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa sakit, tanggalnya gigi, infeksi, bahkan kematian (Sandra, 2009). Karies gigi disebabkan oleh beberapa factor atau komponen salah yaitu komponen dari gigi, komponen dari mikroorganisme, komponen makanan, dan komponen waktu. Penyakit karies banyak terjadi keluhan pada anak usia 5-9 tahun. 
 Menurut hasil riset kesehatan dasar (RIKESDAS) tahun 2018, masalah penyakit karies pada golongan anak usia 5-9 tahun sebesar 54%.


Daftar Pustaka

Kidd, E. A. M., Joyston-Bechal, Sally. 1992, Terj: Sumawinata, Dasar-dasar Karies Penyakit dan Cara Penanggulangannya, Edisi ke-II, EGC, Jakarta. https://books.google.co.id/books?id=l5lwlrHtnU4C&printsec=frontcover&dq=karies&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiJ2aq72KvgAhWJqY8KHbTEDUAQ6AEIKTAA#v=onepage&q=karies&f=true, 08/02/2019